Kamis, 03 Desember 2015

Tugas Bahasa Indonesia 3



1. Tema Karangan

Ø Pengertia Tema
·        Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal. Tema juga salah satu unsur intrinsik pembangun cerita dalam sebuah karya sastra.

Ø Pemilihan Topik
·        Topik harus menarik perhatian penulis.
·        Topik yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang atau penulis secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Penulis akan didorong agar dapat menyelesaikan tulisan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika suatu topik yang sama sekali tidak disenangi penulis akan menimbulkan kekesalan. Bila terdapat hambatan pun, penulis tidak akan berusaha sekuat tenaga untuk menentukan data dan fakta yang akan digunakan untuk memecahkan masalah.
·        Topik harus diketahui/dipahami penulis.
·        Penulis hendaklah mengerti serta mengetahui meskipun baru prinsip-prinsip ilmiahnya. Misalnya asal data yang digunakan berasal dari mana? , metode analisis yang digunakan, dan referensi apa saja yang akan menjadi acuan.
·        Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial.
·        Bagi penulis pemula, topik yang terlalu baru kemungkinan belum ada referensinyadalam kepustakaan. Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat menjebak penulis jika tidak benar-benar menguasai bahan penulisannya. Begitu juga topik yang kontroversial akan menimbulkan kesulitan untuk bertindak secara objektif.
·        Bermanfaat.
·        Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat. Ditinjau dari segi akademis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam ehidupan sehari-hari maupun dari segi praktis.
·        Jangan terlalu “Luas”.
·        Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.
·        Topik yang dipilih harus yang menarik.
·        Topik yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
·        Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
·        Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya. topik yang di pilih jangan terlalu baru.
·        Topik yang dipilih memiliki sumber acuan.

Penulis harus membatasi topik yang akan ditulis. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas untuk digarap sehingga tulisan bisa fokus dan tepat sasaran.
Hal yang perlu diperhatikan penulis ialah pembatasan topik. Pembatasan topik sekurang-kurangnya dapat membantu penulis atau pengarang dalam berbagai hal berikut ini :
-         Memungkinkan penulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa topik tersebut benar-benar diketahuinya.
-         Memungkinkan penulis mengadakan penelitian dengan intensif mengenai masalahnya.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan cara :
1. Tetapkanlah topik dalam kedudukan sentral.
2. Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci?.
3. Tetapkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih.
4. Ajukanlah pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih lanjut.
5. Lakukan proses diatas secara terus-menerus hingga mendapatkan sebuah Tema.

Jika telah mendapatkan topik yang sesuai apalagi yang perlu dicari?. Dalam sebuah karya tulis,
pemilihan judul juga perlu diperhatikan. berikut syarat-syarat judul yang baik :
1. Original dan asli.
2. Relevan.
3. Provokatif.
4. Singkat.

Ø Pembatasan Maksud
·        Pembatasan maksud pengarang adalah sebuah rancangan menyeluruh yang memungkinkan penulis berpikir secara lebih cermat dan fokus dalam batas-batas itu. Sama halnya dengan pembatasan topik, pembatasan maksud juga akan membentuk bahan mana yang diperlukan. Walaupun topik yang dipilih sama tetapi karena maksudnya berbeda, maka tema yang dihasilkan juga berbeda. Akibatnya hasil garapannya bisa berlainan, materi-materi yang dipilih juga berlainan.

Ø Menentukan Maksud
·        Pengetahuan dasar tadi akan dikembangkan lebih lanjut dengan hasilhasil penelitian, observasi dan sebagainya. Karena sudah mengenal prinsipprinsip dasarnya, maka penulis akan lebih mudah mengetahui aspekaspek mana yang perlu diketahui data datanya, aspek mana yang tidak perlu dimasukkan dalam uraian. Pembatasan topic sampai pada tahap ini belum cukup, masih ada satu hal yang penting, yang perlu ditetapkan yaitu apa maksud pengarang dalam menguraikan topic tadi.

Ø Tesis dan Pengungkapan Maksud
·        Tesis merupakan tema yang berbentuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik yang tadi yang bertindak sebagai gagasan sentral kalimat.
·        Pengungkapan maksud merupakam sebuah tulisan yang hanya mengemukakan penjelasan tentang apa yang ingin disampaikan penulisnya.
Contoh tema-tema yang sering menggunakan pengungkapan maksud, yaitu :
-         kenang-kenangan
-         autobiografi
-         deskripsi, narasi
-         kejadian-kejadian.

Ø Tema yang baik
·        Tema yang baik adalah tema yang harus memenuhi syarat dalam pemilihan tema .
Berikut ini adalah Syarat-syarat  tema yang baik, yaitu :
a.       Tema menarik perhatian penulis.
Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus- menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.
b.      Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.
c.       Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
d.      Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

2.               Kerangka Karangan

Ø Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

Ø Manfaat Kerangka Karangan
·         Untuk memudahkan penulisan sebuah karya tulis agar menjadi lebih sistematis dan rapih.
·         Untuk mencegah penulis keluar dari ide awal yang akan dibahas dalam suatu karangan yang akan digarap.
·         Untuk mencegah penulis membahas suatu ide atau topik bahasan yang sudah dibahas sebelumnya.
·         Untuk memudahkan penulis mencari informasi pendukung suatu karangan yang berupa data atau fakta.
·        Untuk membantu penulis mengembangkan ide-ide yang akan ditulis di dalam suatu karangan agar karangan menjadi lebih variatif dan menarik.

Ø Penyusun Kerangka Karangan
·        Rumuskan Tema
·        Harus berbentuk (tesis) atau pengungkapan maksud
·        Inventarisasi Topik
·        Evaluasi semua topik yang telah tercatat
·        Menentukan sebuah pola susunan yang paling cocok

Ø Pola Susunan Kerangka Karangan
Untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang teratur biasanya di gunakan beberapa tipe susunan, pola alamiah dan pola logis.
·        Pola Alamiah
Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata.[[1][7]] Oleh karena itu, susunan alamiah dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu:
a.       Urutan ruang ( spasial ).
b.      Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif .
Urutan waktu atau urutan kronologis.
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
c.       Urutan topik yang ada.
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian–bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di jelaskan berturut–turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.

·        Pola Logis
Pola logis merupakan unit-unit karangan berurutan sesuai dengan pendekatan logika atau pola pikir manusia. Urutan susunan logis, dibagi berdasarkan:
a.       Urutan klimaks dan anti klimaks.
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol
b.      Urutan umum-khusus.
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).
Urutan sebab-akibat.
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya.
c.       Familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
d.      Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca
e.       Pemecahan Masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.

Ø Macam Kerangka Karangan
·        Berdasarkan perincian.
a.       Kerangka karangan sederhana/sementara  (non-formal) Merupakan suatu alat bantu, sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang terarah.yang terdiri dari tesis dan pokok-pokok utama.
b.      Kerangka karangan formal. Kerangka karangan yang timbul dari pertimbangan bahwa topik yang akan di garap bersifat sangat komplek atau suatu topik yang sederhana tetapi penulis tidak bermaksud untuk segera menggarapnya.
·        Berdasarkan perumusan teks
a.       Kerangka kalimat.
Menggunakan kalimat deklaratif yang lengkap untuk merumuskan setiap topik, sub topik. Misalnya :
-         Pendahuluan
-         Latar belakang
-         Rumusan masalah
-         Tujuan.

 Manfaat menggunakan kerangka kalimat :
-         Memaksa penulis untuk merumuskan topik yang akan diuraikan.
-         Perumusan topik-topik akan tetap jelas.
-         Kalimat yang dirumuskan dengan baik dan cermat akan jelas bagi siapapun, seperti bagi pengarangnya sendiri.

v  Sumber Referensi :