Senin, 02 November 2015

Tugas Bahasa Indonesia 2

1.      Ucapan dan Ejaan

·       Ucapan
Bahasa Indonesia bagi sebagian besar penuturnya adalah bahasa kedua. Para penutur yang berbahasa Indonesia, bahasa Indonesia mereka terpengaruh oleh bahasa daerah yang telah mereka kuasai sebelumnya. Pengaruh itu dapat berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan. Pengaruh yang sangat jelas ialah dalam bidang ucapan. Pengaruh dalam ucapan itu sulit dihindarkan dan menjadi ciri yang membedakan ucapan penutur bahasa Indonesia dari daerah satu dengan daerah yang lain. Sering dengan mudah kita dapat menentukan daerah asal seorang penutur berdasarkan ucapan bahasa Indonesianya.

·       Tanda Baca
Membuat variasi kalimat dari penggunaan tanda baca. 
Titik (.)
-          Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan atau kalimat berita.Contoh: Fitur utama bisnis adalah bahwa sesuatu itu harus dapat dijual atau menghasilkan uang. 
-          Tanda titik dipakai pada akhir singkatan, gelar, jabatan, pangkat dan sapaan. Contoh: Dr. (Dokter) -> Dr. Tangkas mendapatkan gelar sarjananya dengan nilai yang memuaskan. 
-          Tanda titik dipakai pada singkatan kata yang umum dipakai, biasanya diambil 3 huruf. Contoh: hlm. (Halaman) -> Kutipan menarik itu diambil dari hlm 5 dan 8. 
-          Tanda titik dipakai untuk pemisah bilangan ribuan atau kelipatannya. Contoh: Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk adalah sebanyak 237.556.363 jiwa.

Koma (,) 
-          Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.Contoh: Pada bulan puasa atau menjelang Hari Raya Idul Fitri pakaian yang paling laris pastilah peci, baju koko dan sarung. 
-          Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan kecuali. Contoh: Industri hulu masa kini umumnya, seperti plastik, minyak kelapa sawit atau pabrik gula. 
-          Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Contoh: Apabila keliru memilih bidang spesialisasi, usaha tidak dapat melaju. 
-          Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat.Termasuk di dalamnyaoleh karenaitu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.Contoh: Oleh karena itu, sangat disarankan agar kita menengok dulu ke kiri dan ke kanan sebelum menyebrang. 
-          Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o , ya, wah, aduh, infrastruktur ekonomi wilayah yang memadai, "kata Cagub incumbent Hj Ratu atut Chosiyah, di Serang, Jumat (7/10/2011). 
-         Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka .Contoh: Widjaya, IG Rai. Hukum Perusahaan. Jakarta: Megapoin, 2000.

Tanda titik koma (;) 
-          Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga. 
-          Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Contoh: Ayah pergi ke kantor; ibu sibuk bekerja di dapur; adik mengerjakan pr. 
-          Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contoh: “Pemantapan struktur ekonomi masyarakat ke depan harus berbasis pada sumber daya unggulan daerah dengan dukungan

Tanda hubung (-) 
-          Tanda hubung dipakai untuk menghubungkan unsur-unsur kata ulang.Contoh: Anak-anak kelaparan di negara Afrika adalah akibat globalisasi. 
-          Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.Contoh: Indonesia 21-12-2012 

Tanda tanya (?)
-          Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.Contoh: Siapa menteri keuangan saat ini? 
-          Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Contoh: Dinosaurus musah sejak 30 juta tahun yang lalu (?) 

Tanda seru (!) 
-          Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.Contoh: Jauhkan dia sekarang juga! 

Tanda petik ganda (“…”) 
-          Tanda petik ganda mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Contoh: Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara adalah Bahasa Indonesia.” 
-          Tanda petik dipakai untuk mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.Contoh:Sekjen PBB memberikan pidato yang berjudul “Perdamaian Dunia di Tengah Krisis Sosial” yang menghasilkan dukungan dari seluruh dunia. 
-          Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang memiliki arti khusus.Contoh: Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja. 

Tanda garis miring (/) 
-          Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Contoh:Jalan Kediri VI / 2 
-          Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika. Contoh: Modem itu memiliki kecepatan sampai 7,2 Mb / s. 

Tanda petik tunggal (’…’)
-          Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.   Contoh: “Dia bilang padaku ‘jangan kau ganggu dia’, seketika itu aku ingin mengingatkannya kembali.” Ujar Andi.  
-          Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.Contoh: Dengan metode ilmiah atau psikis tertentu brain-washing 'cuci otak’ memang dapat dilakukan. 

Tanda apostrof (’)
-          Tanda apostrof digunakan untuk penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Contoh: Tangkas bertugas sebagai pembaca pembukaan UUD '45

Tanda elipsis (…) 
-          Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama. Contoh: “PLAK ….. ALHAMDULLLIILAHH ……” kuda itu berjalan dengan cepat, sampai-sampai orang itu tidak bisa mengendalikanya, di depan terlihatlah jurang yang sangat dalam. 
-          Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung. Contoh: Sebab-sebab kemunduran indonesia dikarenakan … ketimpangan ekonomi antara si miskin dan si kaya. 

Tanda kurung (…)
-          Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan. Contoh: Jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga disebut demand (permintaan). 
-          Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Contoh: Pertumbuhan pemberian kredit dari Desember 2008 sampai Januari 2009 (lihat Tabel 2) menunjukkan adanya perkembangan perekonomian Indonesia terhadap sektor rill. 
-          Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Contoh: BJ Habibie adalah orang yang berasal dari (Daratan) Asia pertama yang memimpin perusahaan terpenting di Eropa. 
-          Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Contoh: Jenis elastisitas terdiri dari (a) elastis, (b) inelastis, © elastis uniter, (d) elastis sempurna, dan (e) inelastis sempurna.

Tanda Tanda Kurung Siku ([…])
-          Tanda kurung siku mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada tulisan orang lain. Contoh: Ibu men [y] apu halaman rumah sejak pagi. 
-          Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah ditandai kurung. Contoh: Persamaan akuntansi ini (perbedaannya ada di Bab 1 [lihat halaman 38-40]) perlu dipelajari disini. 

Tanda titik dua (:)
-          Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti jaringan. Contoh: Fakultas Ekonomi UPN Jogja memiliki tiga jurusan: Akuntansi, Managemen, dan Ilmu Ekonomi. 
-          Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang membutuhkan pemerian.Contoh: Project By: TriExs Media ProjectPenulis: Lie CharlieEditor: Wicak 
-          Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. 
Contoh: Guy: "Tolong sampaikan memo ini kepada bendahara.”
 Ilan: “Siap, Pak.” 
-          Tanda titik dua dipakai
(i)            di antara jilid atau nomor dan halaman,
(ii)           di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau
(iii)          di antara judul dan anak judul suatu karangan. 
Contoh : l QS. Al-Baqarah: 38 
-          Tanda titik dua dipakai untuk menandai rasio (angka banding). Contoh: Perbandingan sex ratio antara laki-laki dan perempuan di daerah x tahun 2010 adalah 100: 97. 


2.     Kata dan Pilihan Kata

·       Pengertian Kata
Kata atau ayat[1] adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.

·       Pengertian Pilihan Kata
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.


·       Makna Kata
Pengertian makna kata adalah maksud yang terkandung serta tersimpul dari suatu kata. Contoh sederhananya adalah kata rumah, kata rumah memiliki makna tempat tinggal. Jadi setiap kata itu selalu terhubung dan saling berkaitan dengan suatu hal, bisa berkaitan dengan benda, ataupun berkaitan dengan suatu aktifitas, peristiwa, maupun keadaan.

Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan pengertian makna kata, yakni makna donatif, makna konotatif, makna leksikal, makna gramatikal.
i.      Makna Denotatif
Makna denotatif ialah makna dasar, umum, apa adanya, netral tidak mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa kiasan Maskurun (1984:10).
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit maka wajar, yang berarti mkna kat ayang sesuai dengan apa adanya, sesuai dengan observasi, hasil pengukuran dan pembatasan (perera, 1991:69).

Makna denotatif didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu diluar bahasa atau didasarkan atas konvensi tertentu (kridalaksana, 1993:40).

Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis simpulkan bahwa makna denotative adalah makna yang sebenarnya, umum, apa adanya, tidak mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa kiasan. Apabila seseorang mengatakan tangan kanannya sakit, maka yang dimaksudkan adalah tangannya yang sebelah kanan sakit.

ii.      Makna Konotatif
Sebuah kata mengandung makna konotatif, bila kata-kata itu mengandung nilai-nilai emosi tertentu. Dalam berbahasa orang tidak hanya mengungkap gagasan, pendapat atau isi pikiran. Tetapi juga mengungkapakan emosi-emosi tertentu. Mungkin saja kata-kata yang dipakai sama, akan tetapi karena adanya kandungan emosi yang dimuatnya menyebabkan kata-kata yang diucapkan mengandung makna konotatif disamping mkna denotatif.

Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa, tambahan-tambahan sikap sosial, sikap pribadi sikap dari suatu zaman, dan criteria-kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.

Seperti kata kursi, kursi disini bukan lagi tempat duduk, melaikan suatu jabatan atau kedudukan yang ditempati oleh seseorang. Kursi diartikan sebagai tempat duduk mengandung makna lugas atau makna denotatif. Kursi yang diartikan suatu jabatan atau kedudukan yang diperoleh seseorang mengandung makna kiasan atau makna konotatif.

i.      Makna Leksikal
makna Leksikal ialah makna kata seperti yang terdapat dalam kamus, istilah leksikal berasal dari leksikon yang berarti kamus. Makna kata yang sesuai dengan kamus inilah kata yang bermakna leksikal. Misalnya : Batin (hati), Belai (usap), Cela (cacat).

ii.      Makna Gramatikal 
Makna gramatikal adalah makna kata yang diperoleh dari hasil perstiwa tata bahasa, istilah gramatikal dari kata grammar yang artinya tata bahasa. Makna gramatikal sebagau hasil peristiwa tata bahasa ini sering disebut juga nosi. Misalnya : Nosi-an pada kata gantungan adalah alat.

iii.      Makna Asosiatif
Makna asosiatif mencakup keseluruhan hubungan makna dengan nalar diluar bahasa. Ia berhubungan dengan masyarakat pemakai bahasa, pribadi memakai bahasa, perasaan pemakai bahasa, nilai-nilai masyarakat pemakai bahasa dan perkembangan kata sesuai kehendak pemakai bahasa. Makna asositif dibagi menjadi beberapa macam, seperti makna kolokatif, makna reflektif, makna stilistik, makna afektif, dan makna interpretatif.

-          Makna Kolokatif : Makna kolokatif lebih berhubungan dengan penempatan makna dalam frase sebuah bahasa. Kata kaya dan miskin terbatas pada kelompok farase. Makna kolokatif adalah makna kata yang ditentukan oleh penggunaannya dalam kalimat. Kata yang bermakna kolokatif memiliki makna yang sebenarnya.
-          Makna Reflektif : Makna reflektif adalah makna yang mengandung satu makna konseptual dengan konseptual yang lain, dan cenderung kepada sesuatu yang bersifat sacral, suci/tabu terlarang, kurang sopan, atau haram serta diperoleh berdasarkan pengalaman pribadi atau pengalaman sejarah.
-          Makna Stilistik : Makna stilistika adalah makna kata yang digunakan berdasarkan keadaan atau situasi dan lingkungan masyarakat pemakai bahasa itu. Sedangkan bahasa itu sendiri merupakan salah satu cirri pembeda utama dari mahluk lain didunia ini. Mengenai bahasa secara tidak langsung akan berbicara mempelajari kosa kata yang terdapat dalam bahasa yang digunakan pada eaktu komunikasi itu.
-          Makna Afektif : Makna ini biasanya dipakai oleh pembicara berdasarkan perasaan yang digunakan dalam berbahasa.
-          Makna interpretatif : Makna interpretatif adalah makna yang berhubungan dengan penafsiran dan tanggapan dari pembaca atau pendengar, menulis atau berbicara, membaca atau mendengarkan (parera,1991:72)

·       Struktur Leksikal
Yang dimaksud dengan struktur leksikal adalah bermacam-macam pertalian semantik yang terdapat di dalam kata.

-          Polisemi
Seperti terlihat dalam contoh yang lalu, satu kata mungkin mempunyai arti lebih dari satu. Di antara arti-arti itu masih ada hubungan, meskipun hanya sedikit atau hanya bersifat kiasan. Kata angin misalnya dalam arti gramatikal masih dapat dicari hubungannya dengan yang bermakna leksikal. Kata-kata yang dapat memiliki bermacam-macam arti demikianlah yang disebut dengan polisemi. Poli berarti banyak, semi berarti tanda.
Dalam kamus Linguistik Harimurti Kridalaksana, kata polisemi dijelaskan sebagai memiliki makna pemakaian bentuk bahasa seperti kata, frase, dan sebagaina dengan makna yang berbeda-beda.
 Misalnya:Sumber, yang berarti: 1) Sumur, 2) Asal, 3) Tempat sesuatu yang banyak;Kambing hitam, yang berarti: 1) Kambing yang hitam, 2) Orang yang dipersalahkan.
Kata polisemi dalam bahasa Inggris adalah polysemy atau multiple meaning.Polisemi merupakan perkembangan makna kata. Perubahan makna kata dapat terjadi dalam suatu bahasa atau dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Dalam proses perubahan makna kata, makna asal ada yang masih tetap bertahan di samping makna baru ada pula yang hilang tidak dipergunakan lagi dalam pemakaian bahasa sehari-hari.


-          Homonimi
Apabila dalam polisemi kita berbicara mengenai satu kata yang mempunyai beberapa arti, maka dalam homonimi kita memperoleh kenyataan lain bahwa yang menyangkut dua kata atau lebih yang berlainan makna, tetapi mempunyai bentuk yang sama (homograf) atau mempunyai bunyi yang sama (homofon). Dalam polisemi kita hanya berhadapan dengan satu kata saja. Sedangkan dalam homonimi kita berhadapan dengan dua kata atau lebih.
Dalam homonimi seakan-akan kita berhadapan dengan satu kata yang mempunyai beberapa arti, tetapi arti yang satu dengan yang lain tidak mempunyai hubungan sama sekali. Dalam hal ini sebetulnya bukan satu kata melainkan beberapa kata (yang berlainan asal usulna) yang secara kebetulan mempunyai bentuk yang sama.
Contoh kata-kata yang berhomonim:
Bisa, ketoprak, beruang, mengerang, dan sebagainya.
Bisa, berarti: 1) dalam bahasa Jawa berarti sanggup atau dapat, 2) bahasa Melayu yang berarti racun.
Ketoprak, berarti: 1) dari Bahasa Jawa berarti sebangsa sandiwara dengan menari dan menyanyi disertai gamelan, 2) dari bahasa Jakarta berarti nama makanan terdiri dari tahu dan taoge, kecap dan sebagainya.
Beruang, berarti: 1) nama binatang buas, 2) mempunyai ruang (bentuk dasar ruang mendapatkan afiks –ber), 3) mempunyai uang (dari bentuk dasar uang mendapat afiks –ber).
Mengerang, berarti: 1) mengeluh, merintih karena kesakitan (dari kata erang mendapat afiks me-), 2) mencari kerang.
Kata homonimi berasal dari bahasa Yunani Kuno yakni onoma yang berarti nama dan homos yang berarti sama. Arti harfiahnya sama nama untuk benda lain. Dalam bahasa Indonesia kadang-kadang homonimi masih dapat dibedakan lagi atas homograf dan homofoni (homofon). Semua contoh tersebut adalah homonym yang bersifat homofon. Yaitu kata-kata yang mempunyai bunyi atau ucapan yang sama. Sedangkan kata-kata sedan (1), sedan (2), teras (1), dan teras (2), adalah kata-kata homonym yang bersifat homograf. Yaitu kata-kata yang sama tulisannya.

-           Sinonimi
Sinonimi atau lebih dikenal dengan istilah sinonim yaitu kata-kata yang bentuknya berbeda tetapi artinya sama. Kata sinonim berasal dari kata Yunani Kuno onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah artinya adalah nama lain untuk benda yang sama.
Yang dimaksud sama dalam batasan ini tidak bersifat mutlak, sebab dalam pemakaian sehari-hari tidak ada dua kata yang benar-benar sama maknanya. Bahkan yang dikatakan sinonim itu mempunyai makna yang sama sekali berlainan.

-          Hiponimi
Antara sebuah kata dengan kata yang lain sering terdapat semacam relasi atas dan bawah, yang dalam ilmu bahasa disebut hiponimi. Karena ada tingkat atas dan bawah, maka kata yang berkedudukan sebagai kelas atas disebut superordinat dan dikelas bawah disebut hiponim. Contohnya bunga mawar, bunga dahlia, bunga kamboja, bunga melati. Mawar, dahlia, kamboja dan melati merupakan hiponim. Sedangkan Bunga adalah superordinatnya.
Dari Kamus Linguistik Harimurti Kridalaksana kita dapat memperoleh kejelasan bahwa hiponimi adalah hubungan dalam semantik antara makna spesifik dan makna generik. Makna generik yaitu unsur leksikal yang maknanya mencakup segolongan unsur.
Misalnya antara kucing, anjing, dan kambing di satu pihak dan hewan di pihak yang lainnya.  Kucing, anjing dan kambing disebut hiponim dari hewan; hewan disebut superordinat dari kucing, anjing dan kambing; kucing, anjing dan kambing disebut ko-hiponim.

-          Doblet
Ada kata-kata yang benar-benar sama asal usulnya dan dalam perkembangannya lalu ada yang berbeda bentuk maupun artinya. Jikalau sepatah kata timbul dan mempunyai dua varian, kemudian varian itu diberi arti yang berlainan, maka doblet ini bisa timbul.
Misalnya sajak dengan sanjak. Jabat dengan jawat. Negara dengan negeri dan sebagainya.
3.     Kalimat Efektif

·       Pengertian Kalimat
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum : – Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama. – Pergi! – Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu. – The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah. Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK : – Subjek / Subyek (S) – Predikat (P) – Objek / Obyek (O) – Keterangan (K)

·       Hal-hal yang Berhubungan dengan Kalimat Efektif
Hal yang berhubungan dengan kalimat efektif adalah Alinea. Alinea adalah  satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat .
Alineamerupakanhimpunan yang saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat.


Syarat-syarat Pembentukan Alinea :

1. Kesatuan: Semuakalimat yang mendukung alinea secara bersama-sama mendukung sebuah ide.
2. Koherensi: Saling berhubungan sebuah  kalmia tdengan kalimat lainnya yang membentuk sebuah alinea.
3. Pengembangan: Sebuah alinea memiliki pengembangan gagasan/ide dengan menggunakan kalmiat pendukung.
4. Efektif: Dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.

Pola Pengembangan Alinea :

a. Alinea deduktif :Kalimat utamanya terdapat pada bagian awal kalimat.
b. Alinea induktif :Kalimat utamanya terdapat pada bagian akhir kalimat.
c. Alinea campuran :Kalimat utamanya terletak di awal dan ditegas kan kembali pada bagian akhir.
d. Alinea diskriptif :Kalimat utama yang tersirat pada seluruh kalimat di paragraph tersebut.

Disetiap alinea pasti ada kalimat yang saling berhubungan dengan kalimat lainnya. Maka pada saat melakukan penulisan, kita harus memiliki dua buah kalimat penting yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.

-Kalimat Utama

Biasanyakalimatutamadiletakkanpadaawalkalimat, tetapikalimatutamabisadiletakkanditengahmaupundiakhirkalimat.Kalimatutamaadalahkalimatintidarisebuahgagasan yang berisisebuahpernyataandanakandijelaskanolehkalimatpenjelas.

-KalimatPenjelas

Kalimat Penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan ide dari kalimat utama suatu paragraph.

- Jenis – jenis alinea berdasarkan letak ide pokok

Ide Pokok memiliki berbagai ciri-ciri. Ciri-ciri Ide Pokokantara lain sebagaiberikut:

a. Berupa pikiran utama atau gagasan utama.
b. Mengandung pokok persoalan atau inti persoalan.
c. Letak ide pokok di awal paragraph (deduktif), akhir paragraph (induktif), awal dan akhir paragraph (deduktif-induktif), dan menyebar diseluruh kalmat (paragraph narasi dan deskripsi).
d.Dinyatakan secara eksplisit dalam kalimat utama atau kalimat  topik.
e.Ide pokok dituangkan dalam satu kalimat dan kalimat tersebut disebut juga kalimat utama.
f. Biasanya kalimat utama dapat diidentifikasi dengan mudah. Kata kunci yang menunjukan
kalimat utama antara lain sebagai berikut:

~ Sebagai kesimpulan……
 ~ Dengan demikian……,
~ Yang penting……….,
 ~ Intinya………,
~ Jadi……….,
 ~ Pokoknya………,

Berikut adalah macam-macam paragraph menurut letak kalimat utamanya

Macam-macam paragraph menurut letak atau keberadaan kalimat utamnya antara  lain sebagai berikut:

A.  Paragraf Deduktif adalah paragraph yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Gagasan utama atau pokok persoalan paragraph itu dinyatakan dalam kalimat pertama. Kemudian disusul dengan kalimat-kalimat penjelas.

Contoh:
Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami imbas krisis ekonomi sector-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan ,yang meningkat 6,46 persen. Secara Umum, konstribusi dari sector-sektor pertanian terhadap produk domestic bruto (PDB) meningkat 18,07 persen menjadi 18,04 persen.Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa sector pertanian merosodara tahun ketahun.

B.   Paragraf Induktif adalah paragraph yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf. Mula-mula dikemukakan fakta-fakta atau pun uraian-uraian. Kemudian dari fakta-fakta itu penulis menggeneralisasikannya kedalam sebuah kalimat.

Contoh:
Baik di Indonesia maupun di negaranya sendiri, shin-chan tidak dianggap sebagai role model yang baik buat anak-anak. Protes pun bermunculan. Ruang surat pembaca di Koran-koran dipenuhi dengan keberatan para orang tua terhadap komik yang laris manis itu. Umunya surat itu dating dari kalangan ibu. Menurut mereka dalam suratnya, kelakuan shin-chan diikuti oleh anak-anak. Shin-chan, dimata para orang tua di indonesia, adalah setan keci lpenebar virus.
Paragraf diatas dengan jelas mengungkapan gagasan bahwa Shin-chan merupakan komik yang menebarkan pengaruh yang berbahaya. Karena dalam paragraph tersebut dikatakan bahwa shin-chan merupakan setan kecil penebar virus.

C. Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif) adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat pertama dan terakhir. Dalam paragraph initer dapat dua kalmiat utama. Kalimat terakhir umunya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi.

Contoh:
Saya berkeyakinan kalau Indonesia menfokuskan diri pada sektoragro bisnis, tidak ada negara lain yang mampu menandingi kita.  Agar reformasi tersebut dapat terjadi, yang over valued harus dihindari. Memang, krisis ekonomi yang sedang berlangsung telah mengoreksi nilai tukar kita.Dalam hal ini,pemerintah tidak perlu memaksa rupiah menguat, tetapi biarkan mekanisme pasar menemukan keseimbangannya. Yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan diri terhadap nilai tukar yang ada dengan mendorong industr-industri yang mampu survive pada nilai tukar yang ada dengan agro bisnis.Bagi sector Agro bisnis, semakin melemah rupiah asal stabil. Akan semakin baik.

Daftar Pustaka