1. Ucapan dan Ejaan
·
Ucapan
Bahasa Indonesia bagi sebagian besar penuturnya adalah
bahasa kedua. Para penutur yang berbahasa Indonesia, bahasa Indonesia mereka
terpengaruh oleh bahasa daerah yang telah mereka kuasai sebelumnya. Pengaruh
itu dapat berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan. Pengaruh yang sangat
jelas ialah dalam bidang ucapan. Pengaruh dalam ucapan itu sulit dihindarkan
dan menjadi ciri yang membedakan ucapan penutur bahasa Indonesia dari daerah
satu dengan daerah yang lain. Sering dengan mudah kita dapat menentukan daerah
asal seorang penutur berdasarkan ucapan bahasa Indonesianya.
·
Tanda
Baca
Membuat variasi kalimat dari penggunaan tanda
baca.
Titik (.)
-
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan atau kalimat berita.Contoh: Fitur utama bisnis
adalah bahwa sesuatu itu harus dapat dijual atau menghasilkan uang.
-
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan, gelar,
jabatan, pangkat dan sapaan. Contoh: Dr. (Dokter) ->
Dr. Tangkas mendapatkan gelar sarjananya dengan nilai yang
memuaskan.
-
Tanda titik dipakai pada singkatan kata yang umum
dipakai, biasanya diambil 3 huruf. Contoh: hlm. (Halaman) ->
Kutipan menarik itu diambil dari hlm 5 dan 8.
-
Tanda titik dipakai untuk pemisah bilangan ribuan atau
kelipatannya. Contoh: Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus
penduduk adalah sebanyak 237.556.363 jiwa.
Koma (,)
-
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
pemerincian atau pembilangan.Contoh: Pada bulan puasa atau menjelang Hari
Raya Idul Fitri pakaian yang paling laris pastilah peci, baju koko dan
sarung.
-
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara
yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata
seperti, tetapi, dan kecuali. Contoh: Industri hulu masa kini
umumnya, seperti plastik, minyak kelapa sawit atau pabrik gula.
-
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk
kalimatnya. Contoh: Apabila keliru memilih bidang spesialisasi, usaha
tidak dapat melaju.
-
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan
penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat.Termasuk di
dalamnyaoleh karenaitu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan
tetapi.Contoh: Oleh karena itu, sangat disarankan agar kita menengok dulu ke
kiri dan ke kanan sebelum menyebrang.
-
Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o ,
ya, wah, aduh, infrastruktur ekonomi wilayah yang memadai, "kata Cagub
incumbent Hj Ratu atut Chosiyah, di Serang, Jumat (7/10/2011).
-
Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang
dibalik susunannya dalam daftar pustaka .Contoh: Widjaya, IG
Rai. Hukum Perusahaan. Jakarta: Megapoin, 2000.
Tanda titik koma (;)
-
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan
bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.Contoh: Malam makin larut;
kami belum selesai juga.
-
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata
penghubung. Contoh: Ayah pergi ke kantor; ibu sibuk bekerja di dapur;
adik mengerjakan pr.
-
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung
dari bagian lain dalam kalimat. Contoh: “Pemantapan struktur ekonomi
masyarakat ke depan harus berbasis pada sumber daya unggulan daerah dengan
dukungan
Tanda hubung (-)
-
Tanda hubung dipakai untuk menghubungkan unsur-unsur
kata ulang.Contoh: Anak-anak kelaparan di negara Afrika adalah akibat
globalisasi.
-
Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf kata yang
dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.Contoh: Indonesia
21-12-2012
Tanda tanya (?)
-
Tanda tanya dipakai pada akhir
tanya.Contoh: Siapa menteri keuangan saat ini?
-
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk
menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya. Contoh: Dinosaurus musah sejak 30 juta tahun yang lalu
(?)
Tanda seru (!)
-
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan
yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.Contoh: Jauhkan dia
sekarang juga!
Tanda petik ganda (“…”)
-
Tanda petik ganda mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Contoh:
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara adalah Bahasa Indonesia.”
-
Tanda petik dipakai untuk mengapit judul syair,
karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.Contoh:Sekjen PBB memberikan
pidato yang berjudul “Perdamaian Dunia di Tengah Krisis Sosial” yang
menghasilkan dukungan dari seluruh dunia.
-
Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang
kurang dikenal atau kata yang memiliki arti khusus.Contoh: Pekerjaan itu
dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
Tanda garis miring (/)
-
Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan
nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun
takwim. Contoh:Jalan Kediri VI / 2
-
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata
tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus
matematika. Contoh: Modem itu memiliki kecepatan sampai 7,2 Mb /
s.
Tanda petik tunggal (’…’)
-
Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan
yang tersusun di dalam petikan lain. Contoh: “Dia bilang
padaku ‘jangan kau ganggu dia’, seketika itu aku ingin mengingatkannya
kembali.” Ujar Andi.
-
Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna,
terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.Contoh: Dengan metode
ilmiah atau psikis tertentu brain-washing 'cuci otak’ memang dapat
dilakukan.
Tanda apostrof (’)
-
Tanda apostrof digunakan untuk penghilangan bagian
kata atau bagian angka tahun. Contoh: Tangkas bertugas sebagai
pembaca pembukaan UUD '45.
Tanda elipsis (…)
-
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang
terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama. Contoh: “PLAK
….. ALHAMDULLLIILAHH ……” kuda itu berjalan dengan cepat, sampai-sampai
orang itu tidak bisa mengendalikanya, di depan terlihatlah jurang yang sangat
dalam.
-
Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat
atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan
langsung. Contoh: Sebab-sebab kemunduran indonesia dikarenakan
… ketimpangan ekonomi antara si miskin dan si kaya.
Tanda kurung (…)
-
Tanda kurung mengapit keterangan atau
penjelasan. Contoh: Jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat
harga disebut demand (permintaan).
-
Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang
bukan bagian integral pokok pembicaraan. Contoh: Pertumbuhan
pemberian kredit dari Desember 2008 sampai Januari 2009 (lihat Tabel 2)
menunjukkan adanya perkembangan perekonomian Indonesia terhadap sektor
rill.
-
Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang
kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Contoh: BJ Habibie
adalah orang yang berasal dari (Daratan) Asia pertama yang memimpin perusahaan
terpenting di Eropa.
-
Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci
satu urutan keterangan. Contoh: Jenis elastisitas terdiri dari (a)
elastis, (b) inelastis, © elastis uniter, (d) elastis sempurna, dan (e)
inelastis sempurna.
Tanda Tanda Kurung Siku ([…])
-
Tanda kurung siku mengapit huruf, kata atau kelompok
kata sebagai koreksi atau tambahan pada tulisan orang lain. Contoh: Ibu
men [y] apu halaman rumah sejak pagi.
-
Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat
penjelas yang sudah ditandai kurung. Contoh: Persamaan akuntansi ini
(perbedaannya ada di Bab 1 [lihat halaman 38-40]) perlu dipelajari
disini.
Tanda titik dua (:)
-
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan
lengkap bila diikuti jaringan. Contoh: Fakultas Ekonomi UPN Jogja memiliki
tiga jurusan: Akuntansi, Managemen, dan Ilmu Ekonomi.
-
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan
yang membutuhkan pemerian.Contoh: Project By: TriExs Media ProjectPenulis:
Lie CharlieEditor: Wicak
-
Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata
yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh: Guy:
"Tolong sampaikan memo ini kepada bendahara.”
Ilan: “Siap,
Pak.”
-
Tanda titik dua dipakai
(i)
di antara jilid atau nomor dan halaman,
(ii)
di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau
(iii)
di antara judul
dan anak judul suatu karangan.
Contoh : l QS. Al-Baqarah: 38
-
Tanda titik dua dipakai untuk menandai rasio (angka
banding). Contoh: Perbandingan sex ratio antara laki-laki dan
perempuan di daerah x tahun 2010 adalah 100: 97.
2. Kata dan Pilihan Kata
·
Pengertian Kata
Kata atau ayat[1] adalah
suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung
arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar
kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata
dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
·
Pengertian Pilihan Kata
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan
secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai
rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
·
Makna Kata
Pengertian makna kata adalah maksud yang
terkandung serta tersimpul dari suatu kata. Contoh sederhananya adalah kata rumah,
kata rumah memiliki makna tempat tinggal. Jadi setiap kata itu
selalu terhubung dan saling berkaitan dengan suatu hal, bisa berkaitan dengan
benda, ataupun berkaitan dengan suatu aktifitas, peristiwa, maupun keadaan.
Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan pengertian makna kata, yakni
makna donatif, makna konotatif, makna leksikal, makna gramatikal.
i.
Makna Denotatif
Makna denotatif ialah makna dasar, umum, apa adanya, netral tidak
mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa kiasan Maskurun (1984:10).
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit maka wajar, yang berarti mkna kat ayang sesuai dengan apa adanya, sesuai dengan observasi, hasil pengukuran dan pembatasan (perera, 1991:69).
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit maka wajar, yang berarti mkna kat ayang sesuai dengan apa adanya, sesuai dengan observasi, hasil pengukuran dan pembatasan (perera, 1991:69).
Makna denotatif didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu diluar
bahasa atau didasarkan atas konvensi tertentu (kridalaksana, 1993:40).
Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis simpulkan bahwa makna denotative adalah makna yang sebenarnya, umum, apa adanya, tidak mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa kiasan. Apabila seseorang mengatakan tangan kanannya sakit, maka yang dimaksudkan adalah tangannya yang sebelah kanan sakit.
Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis simpulkan bahwa makna denotative adalah makna yang sebenarnya, umum, apa adanya, tidak mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa kiasan. Apabila seseorang mengatakan tangan kanannya sakit, maka yang dimaksudkan adalah tangannya yang sebelah kanan sakit.
ii.
Makna Konotatif
Sebuah kata mengandung makna konotatif, bila kata-kata itu mengandung
nilai-nilai emosi tertentu. Dalam berbahasa orang tidak hanya mengungkap
gagasan, pendapat atau isi pikiran. Tetapi juga mengungkapakan emosi-emosi
tertentu. Mungkin saja kata-kata yang dipakai sama, akan tetapi karena adanya
kandungan emosi yang dimuatnya menyebabkan kata-kata yang diucapkan mengandung
makna konotatif disamping mkna denotatif.
Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa, tambahan-tambahan sikap sosial, sikap pribadi sikap dari suatu zaman, dan criteria-kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.
Seperti kata kursi, kursi disini bukan lagi tempat duduk, melaikan suatu jabatan atau kedudukan yang ditempati oleh seseorang. Kursi diartikan sebagai tempat duduk mengandung makna lugas atau makna denotatif. Kursi yang diartikan suatu jabatan atau kedudukan yang diperoleh seseorang mengandung makna kiasan atau makna konotatif.
Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa, tambahan-tambahan sikap sosial, sikap pribadi sikap dari suatu zaman, dan criteria-kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.
Seperti kata kursi, kursi disini bukan lagi tempat duduk, melaikan suatu jabatan atau kedudukan yang ditempati oleh seseorang. Kursi diartikan sebagai tempat duduk mengandung makna lugas atau makna denotatif. Kursi yang diartikan suatu jabatan atau kedudukan yang diperoleh seseorang mengandung makna kiasan atau makna konotatif.
i.
Makna Leksikal
makna Leksikal ialah makna kata seperti yang terdapat dalam kamus, istilah
leksikal berasal dari leksikon yang berarti kamus. Makna kata yang sesuai
dengan kamus inilah kata yang bermakna leksikal. Misalnya : Batin (hati), Belai
(usap), Cela (cacat).
ii.
Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna kata yang diperoleh dari hasil perstiwa tata
bahasa, istilah gramatikal dari kata grammar yang artinya tata bahasa. Makna
gramatikal sebagau hasil peristiwa tata bahasa ini sering disebut juga nosi.
Misalnya : Nosi-an pada kata gantungan adalah alat.
iii.
Makna Asosiatif
Makna asosiatif mencakup keseluruhan hubungan makna dengan nalar diluar
bahasa. Ia berhubungan dengan masyarakat pemakai bahasa, pribadi memakai
bahasa, perasaan pemakai bahasa, nilai-nilai masyarakat pemakai bahasa dan
perkembangan kata sesuai kehendak pemakai bahasa. Makna asositif dibagi menjadi
beberapa macam, seperti makna kolokatif, makna reflektif, makna stilistik,
makna afektif, dan makna interpretatif.
-
Makna Kolokatif : Makna kolokatif
lebih berhubungan dengan penempatan makna dalam frase sebuah bahasa. Kata kaya
dan miskin terbatas pada kelompok farase. Makna kolokatif adalah makna kata
yang ditentukan oleh penggunaannya dalam kalimat. Kata yang bermakna kolokatif
memiliki makna yang sebenarnya.
-
Makna Reflektif : Makna reflektif
adalah makna yang mengandung satu makna konseptual dengan konseptual yang lain,
dan cenderung kepada sesuatu yang bersifat sacral, suci/tabu terlarang, kurang
sopan, atau haram serta diperoleh berdasarkan pengalaman pribadi atau
pengalaman sejarah.
-
Makna Stilistik : Makna
stilistika adalah makna kata yang digunakan berdasarkan keadaan atau situasi
dan lingkungan masyarakat pemakai bahasa itu. Sedangkan bahasa itu sendiri
merupakan salah satu cirri pembeda utama dari mahluk lain didunia ini. Mengenai
bahasa secara tidak langsung akan berbicara mempelajari kosa kata yang terdapat
dalam bahasa yang digunakan pada eaktu komunikasi itu.
-
Makna Afektif : Makna ini
biasanya dipakai oleh pembicara berdasarkan perasaan yang digunakan dalam
berbahasa.
-
Makna interpretatif : Makna
interpretatif adalah makna yang berhubungan dengan penafsiran dan tanggapan
dari pembaca atau pendengar, menulis atau berbicara, membaca atau mendengarkan
(parera,1991:72)
·
Struktur Leksikal
Yang dimaksud dengan
struktur leksikal adalah bermacam-macam pertalian semantik yang terdapat di
dalam kata.
-
Polisemi
Seperti
terlihat dalam contoh yang lalu, satu kata mungkin mempunyai arti lebih dari
satu. Di antara arti-arti itu masih ada hubungan, meskipun hanya sedikit atau
hanya bersifat kiasan. Kata angin misalnya dalam arti gramatikal masih dapat
dicari hubungannya dengan yang bermakna leksikal. Kata-kata yang dapat memiliki
bermacam-macam arti demikianlah yang disebut dengan polisemi. Poli berarti
banyak, semi berarti tanda.
Dalam
kamus Linguistik Harimurti Kridalaksana, kata polisemi dijelaskan sebagai
memiliki makna pemakaian bentuk bahasa seperti kata, frase, dan sebagaina
dengan makna yang berbeda-beda.
Misalnya:Sumber, yang berarti: 1)
Sumur, 2) Asal, 3) Tempat sesuatu yang banyak;Kambing hitam, yang
berarti: 1) Kambing yang hitam, 2) Orang yang dipersalahkan.
Kata
polisemi dalam bahasa Inggris adalah polysemy atau multiple meaning.Polisemi
merupakan perkembangan makna kata. Perubahan makna kata dapat terjadi dalam
suatu bahasa atau dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Dalam proses perubahan
makna kata, makna asal ada yang masih tetap bertahan di samping makna baru ada
pula yang hilang tidak dipergunakan lagi dalam pemakaian bahasa sehari-hari.
-
Homonimi
Apabila dalam polisemi kita berbicara mengenai satu
kata yang mempunyai beberapa arti, maka dalam homonimi kita memperoleh
kenyataan lain bahwa yang menyangkut dua kata atau lebih yang berlainan makna,
tetapi mempunyai bentuk yang sama (homograf) atau mempunyai bunyi yang sama
(homofon). Dalam polisemi kita hanya berhadapan dengan satu kata saja.
Sedangkan dalam homonimi kita berhadapan dengan dua kata atau lebih.
Dalam homonimi seakan-akan kita berhadapan dengan
satu kata yang mempunyai beberapa arti, tetapi arti yang satu dengan yang lain
tidak mempunyai hubungan sama sekali. Dalam hal ini sebetulnya bukan satu kata
melainkan beberapa kata (yang berlainan asal usulna) yang secara kebetulan
mempunyai bentuk yang sama.
Contoh
kata-kata yang berhomonim:
Bisa, ketoprak, beruang, mengerang, dan sebagainya.
Bisa, berarti: 1) dalam bahasa Jawa berarti sanggup atau dapat, 2)
bahasa Melayu yang berarti racun.
Ketoprak, berarti: 1) dari Bahasa Jawa berarti sebangsa
sandiwara dengan menari dan menyanyi disertai gamelan, 2) dari bahasa Jakarta
berarti nama makanan terdiri dari tahu dan taoge, kecap dan sebagainya.
Beruang, berarti: 1) nama binatang buas, 2) mempunyai ruang
(bentuk dasar ruang mendapatkan afiks –ber), 3) mempunyai uang (dari bentuk
dasar uang mendapat afiks –ber).
Mengerang, berarti: 1) mengeluh, merintih karena kesakitan
(dari kata erang mendapat afiks me-), 2) mencari kerang.
Kata homonimi berasal dari bahasa Yunani Kuno yakni
onoma yang berarti nama dan homos yang berarti sama. Arti harfiahnya sama
nama untuk benda lain. Dalam bahasa Indonesia kadang-kadang homonimi masih
dapat dibedakan lagi atas homograf dan homofoni (homofon). Semua contoh
tersebut adalah homonym yang bersifat homofon. Yaitu kata-kata yang mempunyai
bunyi atau ucapan yang sama. Sedangkan kata-kata sedan (1), sedan (2), teras
(1), dan teras (2), adalah kata-kata homonym yang bersifat homograf. Yaitu kata-kata
yang sama tulisannya.
-
Sinonimi
Sinonimi atau lebih dikenal dengan istilah sinonim
yaitu kata-kata yang bentuknya berbeda tetapi artinya sama. Kata sinonim
berasal dari kata Yunani Kuno onoma yang berarti nama dan syn yang berarti
dengan. Secara harfiah artinya adalah nama lain untuk benda yang sama.
Yang dimaksud sama dalam batasan ini tidak bersifat
mutlak, sebab dalam pemakaian sehari-hari tidak ada dua kata yang benar-benar
sama maknanya. Bahkan yang dikatakan sinonim itu mempunyai makna yang sama
sekali berlainan.
-
Hiponimi
Antara sebuah kata dengan kata yang lain sering
terdapat semacam relasi atas dan bawah, yang dalam ilmu bahasa disebut
hiponimi. Karena ada tingkat atas dan bawah, maka kata yang berkedudukan
sebagai kelas atas disebut superordinat dan dikelas bawah disebut hiponim.
Contohnya bunga mawar, bunga dahlia, bunga kamboja, bunga melati. Mawar,
dahlia, kamboja dan melati merupakan hiponim. Sedangkan Bunga adalah
superordinatnya.
Dari Kamus Linguistik Harimurti Kridalaksana kita
dapat memperoleh kejelasan bahwa hiponimi adalah hubungan dalam semantik antara
makna spesifik dan makna generik. Makna generik yaitu unsur leksikal yang
maknanya mencakup segolongan unsur.
Misalnya antara kucing, anjing, dan kambing di satu
pihak dan hewan di pihak yang lainnya. Kucing, anjing dan kambing disebut
hiponim dari hewan; hewan disebut superordinat dari kucing, anjing dan kambing;
kucing, anjing dan kambing disebut ko-hiponim.
-
Doblet
Ada kata-kata yang benar-benar sama asal usulnya dan
dalam perkembangannya lalu ada yang berbeda bentuk maupun artinya. Jikalau
sepatah kata timbul dan mempunyai dua varian, kemudian varian itu diberi arti
yang berlainan, maka doblet ini bisa timbul.
Misalnya
sajak dengan sanjak. Jabat dengan jawat. Negara dengan negeri dan sebagainya.
3.
Kalimat Efektif
·
Pengertian Kalimat
Kalimat
adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu
pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan
jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti
kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah,
kalimat majemuk, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah contoh kalimat secara
umum : – Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama. – Pergi!
– Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu. –
The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah.
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur
kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat
antara lain SPOK : – Subjek / Subyek (S) – Predikat (P) – Objek / Obyek (O) –
Keterangan (K)
·
Hal-hal yang Berhubungan dengan Kalimat Efektif
Hal yang berhubungan dengan kalimat efektif adalah
Alinea. Alinea adalah satu kesatuan pikiran,
satu kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat .
Alineamerupakanhimpunan yang saling berkaitan untuk
membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus mempunyai
tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan
perhatian secara wajar diakhir kalimat.
Syarat-syarat Pembentukan Alinea :
1. Kesatuan: Semuakalimat yang mendukung alinea secara bersama-sama mendukung
sebuah ide.
2. Koherensi: Saling berhubungan sebuah
kalmia tdengan kalimat lainnya yang membentuk sebuah alinea.
3. Pengembangan: Sebuah alinea memiliki pengembangan gagasan/ide dengan menggunakan
kalmiat pendukung.
4. Efektif: Dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan
secara tepat.
Pola Pengembangan Alinea :
a. Alinea deduktif :Kalimat utamanya terdapat pada bagian awal kalimat.
b. Alinea induktif :Kalimat utamanya terdapat pada bagian akhir kalimat.
c. Alinea campuran :Kalimat utamanya terletak di awal dan ditegas kan kembali
pada bagian akhir.
d. Alinea diskriptif :Kalimat utama yang tersirat pada seluruh kalimat di
paragraph tersebut.
Disetiap alinea pasti ada kalimat yang saling berhubungan
dengan kalimat lainnya. Maka pada saat melakukan penulisan, kita harus memiliki
dua buah kalimat penting yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.
-Kalimat Utama
Biasanyakalimatutamadiletakkanpadaawalkalimat,
tetapikalimatutamabisadiletakkanditengahmaupundiakhirkalimat.Kalimatutamaadalahkalimatintidarisebuahgagasan
yang berisisebuahpernyataandanakandijelaskanolehkalimatpenjelas.
-KalimatPenjelas
Kalimat Penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan ide dari kalimat
utama suatu paragraph.
- Jenis – jenis alinea berdasarkan letak ide pokok
Ide Pokok memiliki berbagai ciri-ciri. Ciri-ciri
Ide Pokokantara lain sebagaiberikut:
a. Berupa pikiran utama atau gagasan utama.
b. Mengandung pokok persoalan atau inti persoalan.
c. Letak ide pokok di awal paragraph (deduktif), akhir paragraph (induktif),
awal dan akhir paragraph (deduktif-induktif), dan menyebar diseluruh kalmat (paragraph
narasi dan deskripsi).
d.Dinyatakan secara eksplisit dalam kalimat utama atau kalimat topik.
e.Ide pokok dituangkan dalam satu kalimat dan kalimat tersebut disebut juga
kalimat utama.
f. Biasanya kalimat utama dapat diidentifikasi dengan mudah. Kata kunci
yang menunjukan
kalimat utama antara lain sebagai berikut:
~ Sebagai kesimpulan……
~ Dengan demikian……,
~ Yang penting……….,
~ Intinya………,
~ Jadi……….,
~ Pokoknya………,
Berikut adalah macam-macam paragraph menurut letak
kalimat utamanya
Macam-macam paragraph menurut letak atau keberadaan
kalimat utamnya antara lain sebagai berikut:
A. Paragraf Deduktif adalah paragraph yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf.
Gagasan utama atau pokok persoalan paragraph itu dinyatakan dalam kalimat pertama.
Kemudian disusul dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh:
Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami
imbas krisis ekonomi sector-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih
meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan ,yang
meningkat 6,46 persen. Secara Umum, konstribusi dari sector-sektor pertanian terhadap
produk domestic bruto (PDB) meningkat 18,07 persen menjadi 18,04 persen.Padahal
selama 30 tahun terakhir, pangsa sector pertanian merosodara tahun ketahun.
B.
Paragraf Induktif adalah paragraph
yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf. Mula-mula dikemukakan fakta-fakta
atau pun uraian-uraian. Kemudian dari fakta-fakta itu penulis menggeneralisasikannya
kedalam sebuah kalimat.
Contoh:
Baik di Indonesia maupun di negaranya sendiri, shin-chan
tidak dianggap sebagai role model yang baik buat anak-anak. Protes pun
bermunculan. Ruang surat pembaca di Koran-koran dipenuhi dengan keberatan para
orang tua terhadap komik yang laris manis itu. Umunya surat itu dating dari kalangan
ibu. Menurut mereka dalam suratnya, kelakuan shin-chan diikuti oleh anak-anak.
Shin-chan, dimata para orang tua di indonesia, adalah setan keci lpenebar
virus.
Paragraf diatas dengan jelas mengungkapan gagasan bahwa Shin-chan merupakan
komik yang menebarkan pengaruh yang berbahaya. Karena dalam paragraph tersebut dikatakan
bahwa shin-chan merupakan setan kecil penebar virus.
C. Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif) adalah paragraf yang gagasan utamanya
terletak pada kalimat pertama dan terakhir. Dalam paragraph initer dapat dua
kalmiat utama. Kalimat terakhir umunya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat
pertama dengan sedikit tekanan atau variasi.
Contoh:
Saya berkeyakinan kalau Indonesia
menfokuskan diri pada sektoragro bisnis, tidak ada negara lain yang mampu menandingi
kita. Agar reformasi tersebut dapat terjadi,
yang over valued harus dihindari. Memang, krisis ekonomi yang sedang berlangsung
telah mengoreksi nilai tukar kita.Dalam hal ini,pemerintah tidak perlu memaksa
rupiah menguat, tetapi biarkan mekanisme pasar menemukan keseimbangannya. Yang perlu
dilakukan adalah menyesuaikan diri terhadap nilai tukar yang ada dengan mendorong
industr-industri yang mampu survive pada nilai tukar yang ada dengan agro bisnis.Bagi
sector Agro bisnis, semakin melemah rupiah asal stabil. Akan semakin baik.
Daftar Pustaka