1. Tema Karangan
Ø Pengertia
Tema
·
Tema merupakan suatu gagasan pokok
atau ide pikiran tentang suatu hal. Tema juga salah satu unsur intrinsik
pembangun cerita dalam sebuah karya sastra.
Ø Pemilihan Topik
·
Topik
harus menarik perhatian penulis.
·
Topik
yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang atau penulis secara
terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
Penulis akan didorong agar dapat menyelesaikan tulisan sebaik-baiknya.
Sebaliknya, jika suatu topik yang sama sekali tidak disenangi penulis akan
menimbulkan kekesalan. Bila terdapat hambatan pun, penulis tidak akan berusaha
sekuat tenaga untuk menentukan data dan fakta yang akan digunakan untuk
memecahkan masalah.
·
Topik
harus diketahui/dipahami penulis.
·
Penulis
hendaklah mengerti serta mengetahui meskipun baru prinsip-prinsip ilmiahnya.
Misalnya asal data yang digunakan berasal dari mana? , metode analisis yang
digunakan, dan referensi apa saja yang akan menjadi acuan.
·
Jangan
terlalu baru, teknis, dan kontroversial.
·
Bagi
penulis pemula, topik yang terlalu baru kemungkinan belum ada referensinyadalam
kepustakaan. Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat menjebak penulis jika
tidak benar-benar menguasai bahan penulisannya. Begitu juga topik yang
kontroversial akan menimbulkan kesulitan untuk bertindak secara objektif.
·
Bermanfaat.
·
Topik
yang dipilih hendaknya bermanfaat. Ditinjau dari segi akademis dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam ehidupan sehari-hari
maupun dari segi praktis.
·
Jangan
terlalu “Luas”.
·
Topik
yang dipilih harus berada disekitar kita.
·
Topik
yang dipilih harus yang menarik.
·
Topik
yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
·
Topik
yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
·
Topik
yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya. topik yang di pilih
jangan terlalu baru.
·
Topik
yang dipilih memiliki sumber acuan.
Penulis harus membatasi topik yang akan
ditulis. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya
cukup sempit dan terbatas untuk digarap sehingga tulisan bisa fokus dan tepat
sasaran.
Hal yang perlu diperhatikan penulis ialah
pembatasan topik. Pembatasan topik sekurang-kurangnya dapat membantu penulis
atau pengarang dalam berbagai hal berikut ini :
-
Memungkinkan
penulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa topik tersebut benar-benar
diketahuinya.
-
Memungkinkan
penulis mengadakan penelitian dengan intensif mengenai masalahnya.
Cara
membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan cara :
1. Tetapkanlah topik dalam kedudukan sentral.
2. Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci?.
3. Tetapkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih.
4. Ajukanlah pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih lanjut.
5. Lakukan proses diatas secara terus-menerus hingga mendapatkan sebuah Tema.
1. Tetapkanlah topik dalam kedudukan sentral.
2. Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci?.
3. Tetapkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih.
4. Ajukanlah pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih lanjut.
5. Lakukan proses diatas secara terus-menerus hingga mendapatkan sebuah Tema.
Jika
telah mendapatkan topik yang sesuai apalagi yang perlu dicari?. Dalam sebuah
karya tulis,
pemilihan
judul juga perlu diperhatikan. berikut syarat-syarat judul yang baik :
1. Original dan asli.
2. Relevan.
3. Provokatif.
4. Singkat.
1. Original dan asli.
2. Relevan.
3. Provokatif.
4. Singkat.
Ø Pembatasan Maksud
·
Pembatasan maksud pengarang adalah sebuah
rancangan menyeluruh yang memungkinkan penulis berpikir secara lebih cermat dan
fokus dalam batas-batas itu. Sama halnya dengan pembatasan topik, pembatasan
maksud juga akan membentuk bahan mana yang diperlukan. Walaupun topik yang
dipilih sama tetapi karena maksudnya berbeda, maka tema yang dihasilkan juga
berbeda. Akibatnya hasil garapannya bisa berlainan, materi-materi yang dipilih
juga berlainan.
Ø Menentukan Maksud
·
Pengetahuan dasar tadi akan dikembangkan lebih
lanjut dengan hasil‐hasil
penelitian, observasi dan sebagainya. Karena sudah mengenal prinsip‐prinsip dasarnya, maka penulis
akan lebih mudah mengetahui aspek‐aspek
mana yang perlu diketahui data‐
datanya, aspek mana yang tidak perlu dimasukkan dalam uraian. Pembatasan topic
sampai pada tahap ini belum cukup, masih ada satu hal yang penting, yang perlu
ditetapkan yaitu apa maksud pengarang dalam menguraikan topic tadi.
Ø Tesis dan Pengungkapan Maksud
·
Tesis merupakan tema yang
berbentuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik
yang tadi yang bertindak sebagai gagasan sentral kalimat.
·
Pengungkapan
maksud merupakam sebuah tulisan yang hanya mengemukakan penjelasan
tentang apa yang ingin disampaikan penulisnya.
Contoh
tema-tema yang sering menggunakan pengungkapan maksud, yaitu :
-
kenang-kenangan
-
autobiografi
-
deskripsi, narasi
-
kejadian-kejadian.
Ø Tema yang baik
·
Tema yang baik adalah tema yang harus memenuhi
syarat dalam pemilihan tema .
Berikut
ini adalah Syarat-syarat tema yang baik,
yaitu :
a.
Tema menarik perhatian penulis.
Tema
yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus-
menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis
akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu
sebaik-baiknya.
b.
Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya
bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis.
Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat
tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya
sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan
demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya
sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.
c.
Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh
tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar
kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat
memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
d.
Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema
yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk
menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
2.
Kerangka
Karangan
Ø Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana
penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis,
dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas,
terstruktur, dan teratur.
Ø Manfaat Kerangka Karangan
·
Untuk
memudahkan penulisan sebuah karya tulis agar menjadi lebih sistematis dan
rapih.
·
Untuk
mencegah penulis keluar dari ide awal yang akan dibahas dalam suatu karangan
yang akan digarap.
·
Untuk
mencegah penulis membahas suatu ide atau topik bahasan yang sudah dibahas sebelumnya.
·
Untuk
memudahkan penulis mencari informasi pendukung suatu karangan yang berupa data
atau fakta.
·
Untuk membantu penulis mengembangkan ide-ide
yang akan ditulis di dalam suatu karangan agar karangan menjadi lebih variatif
dan menarik.
Ø Penyusun Kerangka Karangan
·
Rumuskan Tema
·
Harus berbentuk (tesis) atau pengungkapan maksud
·
Inventarisasi Topik
·
Evaluasi semua topik yang telah tercatat
·
Menentukan sebuah pola susunan yang paling cocok
Ø Pola Susunan Kerangka Karangan
Untuk memperoleh suatu susunan kerangka
karangan yang teratur biasanya di gunakan beberapa tipe susunan, pola alamiah
dan pola logis.
·
Pola Alamiah
Suatu urutan unit-unit kerangka
karangan sesuai dengan keadaan yang nyata.[[1][7]] Oleh karena itu, susunan alamiah
dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu:
a.
Urutan ruang ( spasial ).
b.
Landasan yang paling penting, bila
topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau
tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat
deskriptif .
Urutan waktu atau urutan kronologis.
Urutan waktu atau urutan kronologis.
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau
tahap-tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat
pembaca.
c.
Urutan topik yang ada.
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola
alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di
kenal dengan bagian–bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara
lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di jelaskan berturut–turut dalam
karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa
memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.
·
Pola Logis
Pola logis merupakan unit-unit karangan berurutan sesuai
dengan pendekatan logika atau pola pikir manusia. Urutan susunan logis, dibagi
berdasarkan:
a.
Urutan klimaks dan anti klimaks.
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang
berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang
paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol
b.
Urutan umum-khusus.
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu
di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).
Urutan sebab-akibat.
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan
urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai
sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri
akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan
sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di hadapi umat manusia
pada umumnya.
c.
Familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
d.
Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca
e.
Pemecahan Masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak
menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut .
Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri
dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi,
dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di
hadapi tersebut.
Ø Macam Kerangka Karangan
·
Berdasarkan
perincian.
a. Kerangka karangan sederhana/sementara (non-formal) Merupakan suatu
alat bantu, sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang terarah.yang terdiri dari
tesis dan pokok-pokok utama.
b. Kerangka karangan formal. Kerangka karangan yang timbul dari
pertimbangan bahwa topik yang akan di garap bersifat sangat komplek atau suatu
topik yang sederhana tetapi penulis tidak bermaksud untuk segera menggarapnya.
·
Berdasarkan perumusan teks
a.
Kerangka kalimat.
Menggunakan kalimat deklaratif yang lengkap untuk
merumuskan setiap topik, sub topik. Misalnya :
-
Pendahuluan
-
Latar belakang
-
Rumusan masalah
-
Tujuan.
Manfaat menggunakan kerangka kalimat :
-
Memaksa penulis untuk merumuskan topik yang akan
diuraikan.
-
Perumusan topik-topik akan tetap jelas.
-
Kalimat yang dirumuskan dengan baik dan cermat akan
jelas bagi siapapun, seperti bagi pengarangnya sendiri.
v Sumber
Referensi :